Labsky #10

Labsky #10
Angkatan 10

Sabtu, 27 November 2010

Berbalas Pantun


Di sawah banyak petani
Bukannya padi melainkan bambu
Saya ini hendak menanyai
Siapa sih nama kamu

                                      Ada batu di atas meja
                                      Di dalam panci, pancinya warna ijo
                                      Masa kamu tidak mengenali saya
                                      Yang ada di tipi, Edi Supono



Sendirian di ruang hampa
Di dalamnya  serba kosong
Anda ini kelas berapa
Jawab  dengan jujur jangan bohong
 
                                       Topi pesulap atasnya bolong
                                       Dari dalam keluar cabe
                                       Iya saya takkan bohong
                                       Saya ini kelas tujuh Be

ciri-ciri pantun di bawah ini.
1. Dalam setiap bait terdiri dari 4 baris
2. Baris 1&2 adalah sampiran sedangkan baris 3&4 adalah isi
3. Rima setiap baris adalah ab : ab
4. Jumlah suku kata setiap baris antara 8 sampai 12 suku kata







Jumat, 26 November 2010

Pengalaman Mengesankan


Pengalaman Mengesankan
               Aku mempunyai pengalaman yang mengesankan. Dulu,saat aku kelas lima SD, anak-anak SD laki-laki pada angkatan itu perkelas membuat seragam team sepak bola. Seragam tersebut digunakan jika pertandingan antar kelas, sekolah, juga saat olahraga untuk membedakan team.
               Kira-kira dua minggu setelah seragam bola itu selesai di buat, ada suatu ajakan dari guru olahraga untuk bertanding sepak bola dengan sekolah lain di SSB RedBall. Anak-anak laki-laki tentu senang dengan ajakan itu. semua anak laki-laki seangkatan mengisi daftar pemain.
               Hari dimana akan diadakan pertandingan dimulai. Kami semua berkumpul di sekolah menunggu kedatangan teman-teman. Aku dan lima teman ku yang lain menumpang di mobilnya Fadhil,teman SD ku. Sampai di SSB TIK..TIKK..DRESSSSS, hujan datang saat ku memasuki SSB. Semua pemain berlari memasuki sekolah yang layak seperti stadion itu. semua pemain dari masing-masing sekolah menunggu hujan deras di kon-blok SSB. Wasit-wasit di situ datang dan mengumumkan bahwa hujan yang deras itu membasahi stadion sehingga tidak bisa untuk bermain dan kelangsungan permainan bola ini dig anti dengan hari Sabtu depan. Semua anak yang mendengar juga aku merasa kecewa tetapi untung karena hari dig anti bukan di batalkan.
              Hari yang di tunggu-tunggu akhirnya datang. Anak-anak berdoa agar tidak ada hujan. Tenyata di sana tida terjadi hujan. Jadi, kami bisa bermain sepak bola di sana. Ternyata anak-anak salah menduga, kami kira disana akan bertanding, tenyata hanya pelatihan pemain. Kami semua berlatih dengan keras oleh gurunya. Ternyata guru yang mengajar sekolah kami, dulu adalah pemain TIMNAS INDONESIA yang sekarang umurnya sudah lumayan tua. Setelah semua anak dilatih, guru-guru di situ menawarkan mengikuti SSB RedBall. Tetapi, sepertinya dari sekolah kami tidak ada yang ikut karena ada beberapa yang punya SSB sendiri dan biaya masuknya yang lumayan mahal.
             Kami semua pulang ke rumah masing-masing dan mendapat pengalaman yang mungkin tidak di lupakan.


Kamis, 25 November 2010

The Jak Mania


The Jakmania berdiri sejak Ligina IV, tepatnya 19 Desember 1997. Markas dan sekretariat The Jakmania berada di Stadion Menteng. Setiap Selasa dan Jumat merupakan rutinitas The Jakmania baik itu pengurus maupun anggota untuk melakukan kegiatan kumpul bersama membahas perkembangan The Jakmania serta laporan-laporan dari setiap bidang kepengurusan.

Tidak lupa juga melakukan pendaftaran bagi anggota baru dalam rutinitas tersebut. Ide ini muncul dari Diza Rasyid Ali, manajer Persija waktu itu. Ide ini mendapat dukungan penuh dari Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Sebagai pembina Persija, memang Bang Yos (sapaan akrabnya)sangat menyukai sepakbola. Ia ingin sekali membangkitkan kembali sepakbola Jakarta yang telah lama hilang baik itu tim maupun pendukung atau suporter.

Pada awalnya, anggota The Jakmania hanya sekitar 100 orang, dengan pengurus sebanyak 40 orang. Ketika dibentuk, dipilihlah figur yang dikenal di mata masyarakat. Gugun Gondrong merupakan sosok paling ideal disaat itu. Meski dari kalangan selebritis, Gugun tidak ingin diberlakukan berlebihan. Ia ingin merasa sama dengan yang lain.

Pengurus The Jakmania waktu itu akhirnya membuat lambang sebuah tangan dengan jari berbentuk huruf J. Ide ini berasal dari Edi Supatmo, yang waktu itu menjadi Humas Persija. Hingga sekarang, lambang itu masih dipertahankan dan selalu diperagakan sebagai simbol jati diri Jakmania.

Seiring dengan habisnya masa pengurusan, Gugun digantikan Ir. T. Ferry Indrasjarief. Ia lebih akrab disapa Bung Ferry. Masa tugas Bung Ferry adalah periode 1999-2001 dan kembali dipercaya untuk memimpin The Jakmania periode 2001-2003, 2003-2005.

Lelaki tinggi, tampan dan sarjana lulusan ITI Serpong inilah yang memimpin The Jakmania hingga 3 periode. Dibawah kepemimpinan Bung Ferry yang juga pernah menjadi anggota suporter Commandos Pelita Jaya, The Jakmania terus menggeliat. Organisasi The Jakmania ditata dengan matang. Maklum, Bung Ferry memang dibesarkan oleh kegiatan organisasi. Awalnya, sangat sulit mengajak warga Jakarta untuk mau bergabung.

Beruntung, pengurus menemukan momentum jitu. Saat tim nasional Indonesia berlaga pada Pra Piala Asia, mereka menyebarkan formulir di luar stadion. Dengan makin banyaknya anggota yang mendaftar sekitar 7200 anggota, dibentuklah Kordinator Wilayah (Korwil).

Dan sampai pendaftaran terakhir saat ini terdapat lebih dari 30.000 anggota dari 50 Korwil. Setelah diadakan Pemilihan Umum Raya 2005, untuk memilih Ketua Umum yang baru, akhirnya terpilihlah Ketua Umum Baru periode 2005-2007 yaitu Sdr. Hanandiyo Ismayani atau yang bisa dipanggil dengan Bung Danang.